Mitos dan Fakta Seputar Bahaya Bulu Kucing
Kucing adalah salah satunya hewan peliharaan yang menggemaskan. Kelakuannya yang lucu terkadang membuat kita yang awalannya capek sesudah sepanjang hari kerja jadi fresh kembali lagi. Oleh karenanya, hewan ini jadi salah satunya favorite beberapa orang. Tetapi, dibalik kegemasan serta kelucuannya, bahaya bulu kucing bisa mengawasi kita. Ditambah lagi untuk mereka yang mempunyai alergi pada bulu kucing, stop memeliharanya kemungkinan jadi pilihan pas.
Jelas, kita ketahui jika mempunyai hewan peliharaan mempunyai banyak faedah besar. Jadi, apa yang perlu kita kerjakan? Pertama jelas kamu harus ketahui dahulu fakta-fakta sekitar bulu kucing hingga kamu tidak termakan mitos yang sejauh ini salah. Nah, di bawah ini beberapa mitos serta bukti sekitar bulu kucing:
Mitos: Beberapa ras kucing mengakibatkan alergi serta hipoalergenik
Prediksi Togel Online Hongkong Pools Bukti: Kabar jeleknya kucing yang berbentuk hipoalergenik (mengakibatkan semakin sedikit alergi) itu tidak ada. Kemungkinan beberapa macam kucing mempunyai semakin sedikit bulu yang rontok, tetapi bukan bermakna kamu tidak alami alergi karena itu. Bukan bulu hewan yang dengan cara langsung menyebabkan reaksi alergi, tetapi serpihan kulit, air ludah, serta urine dari hewan itu.
Tetapi, saat kucing menjilat dianya, bulunya akan turut terserang air ludah itu. Reaksi alergi dapat berlangsung karena itu serta memunculkan rinitis alergi yang terlihat seperti tanda-tanda flu. Beberapa reaksi itu, yakni mata gatal, bersin, pilek, serta infeksi pada sinus. Disamping itu, bulu kucing bisa menyebabkan gempuran asma karena reaksi alergi.
Mitos: Kucing tanpa ada bulu, seperti kucing Sphynx, tidak mengakibatkan alergi
Bukti: Sayangnya, kucing tanpa ada bulu seperti kucing Sphynx pun tidak hipoalergenik. Kenyataannya, tidak ada riset ilmiah untuk memberikan dukungan ide jika tiap ras mengakibatkan reaksi alergi yang bertambah atau kurang kronis. Jadi tanpa atau dengan bulu, kucing masih dapat membuat kamu bersin-bersin.
Mitos: Bulu kucing tidak mencelakakan ibu hamil
Bukti: Pada umumnya, bulu kucing yang sehat tidak mencelakakan ibu hamil. Bahaya bulu kucing dapat berlangsung bila kucing yang kamu memelihara alami infeksi toksoplasmosis. Penyakit ini karena wajahit yang disebutkan Toxoplasma gondii yang ada pada feses (kotoran) kucing yang telah terkena. Seputar 2-3 minggu sesudah terkena, kucing dapat keluarkan wajahit pada kotorannya. Waktu kucing menjilati bulunya, peluang wajahit akan ketinggalan pada bulu kucing yang selanjutnya bisa beralih pada manusia saat membelainya. Oleh karenanya, dia dapat mencelakakan ibu hamil. Bila wajahit ini mengontaminasi ibu hamil, karena itu dia dapat alami masalah kehamilan seperti keguguran, kelahiran mati, atau toksoplasmosis kongenital yang memunculkan kerusakan otak, kehilangan pendengaran, serta masalah pandangan pada bayi di saat atau beberapa waktu atau tahun sesudah dilahirkan.
Ini dapat benar-benar susah bila kamu ialah seorang penyayang binatang tapi mempunyai alergi pada hewan peliharaan. Coba chat sama dokter di Halodoc terlebih dulu untuk menanyakan bagaimana seharusnya pelihara kucing tanpa ada alami efek negatif.
Langkah paling penting waktu pelihara kucing dengan jaga situasi kesehatan hewan peliharaan dan kebersihan diri kita sesudah berkontak dengan hewan. Tekankan selalu untuk bersihkan tangan dengan sabun antibakteri sesudah sentuh kucing kecintaan, khususnya sebelum mempersiapkan makanan. Sampaikan hal itu pada bagian keluarga lainnya. Untuk aksi penjagaan lain, jauhi tempat bermain beberapa anak yang kemungkinan tercemar feses kucing.
Tetap kontrol situasi kesehatan kucing ke dokter hewan. Infeksi bisa diketahui dengan lawatan teratur ke dokter hewan. Bila kamu atau bagian keluarga mempunyai alergi pada bulu kucing, tetapi masih ingin memeliharanya, kamu dianjurkan untuk konsultasi sama dokter ahli alergi serta imunologi.
Paling akhir, tekankan supaya kucing tetap sehat dan bersih, termasuk juga bulu serta cakarnya. Kucing suka mengeduk tanah dengan cakarnya, jika kamu mendapatkan kucing lakukan hal itu, selekasnya membersihkan kukunya dengan memakai shampo spesial. Jauhi biarkan kucing naiki atau tidur dalam tempat tidur kamu walau dia pada keadaan bersih. Penjagaan ialah cara paling baik untuk hindari bahaya bulu kucing.